Teknologi komunikasi terus berkembang dengan sangat pesat. Berbagai
sarana komunikasi telah disediakan oleh banyak perusahaan sehingga
semakin memudahkan manusia untuk berhubungan satu dengan yang lain. Saat
awal mulai berkembang handphone, fitur yang paling laris di Indonesia
adalah SMS. Kini SMS sudah mulai banyak ditinggalkan, karena ada
alternatif yang lebih menarik untuk berkomunikasi, seperti melalui
Fesbuk, WhatsApp, Line, KakaoTalk, Telegram, dan lain sebagainya.
Namun, kemudahan berkomunikasi tersebut juga telah membawa sejumlah
dampak ikutan. Salah satunya adalah konflik pasangan suami-istri
(pasutri) bahkan sampai ke tingkat perceraian. Jurnal CyberPsychology
telah melakukan studi yang menyimpulkan bahwa 28 juta pasangan berpisah
setiap tahun karena Whatsapp dan Facebook. Sebuah angka yang sangat
fantastik.
Bagaimana konflik pasutri bisa terjadi akibat WhatsApp (WA), dan mengapa
mereka memutuskan untuk berpisah? Para peneliti menjelaskan kasus ini
dengan sebutan ’sindrom double check’ dan sindrom ‘last seen online’.
Istilah yang khas dalam komunikasi menggunakan teknologi WhatsApp.
Sindrom “Double Check”
Sebagaimana diketahui, tanda centang ganda atau “double check” adalah
tanda kecil yang muncul setiap kali kita mengirim pesan melalui WA dan
menandakan pesan telah terkirim dan diterima. Hal ini mirip dengan
munculnya huruf “R” pada blackberry messenger (BBM) yang menandakan
bahwa pesan BBM kita sudah dibaca. Padahal kenyataannya pesan tidak
selalu sudah terkirim dan terbaca, walaupun sudah muncul tanda centang
ganda. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor koneksi internet atau
server mengalami gangguan.
Jika sepasang suami istri terbiasa berkomunikasi melalui WA, seharusnya
mereka tidak boleh memutlakkan tanda centang ganda tersebut. Seakan-akan
jika sudah muncul tanda double check itu berarti pasangan telah
menerima dan membaca pesannya. Padahal tidak selalu demikian. Perusahaan
WA sendiri pernah mengakui hal tersebut, namun masih banyak masyarakat
yang belum mengetahuinya.http://www.butiktasonline.com/
Saat suami mengirim pesan kepada istri dan sudah tampak tanda double
check, sang suami percaya bahwa pesan tersebut sudah dibaca istrinya.
Namun lama ditunggu tidak ada respon balik dari sang istri. Mulailah
muncul perasaan tidak nyaman pada diri suami, mempertanyakan sikap sang
istri. Ia menganggap istrinya tidak mengutamakan dirinya. Sudah satu jam
sejak dikirimkannya pesan dan muncul tanda double check, belum ada
respon dari sang istri. Hatinya mulai panas dan marah.
Demikian pula ketika istri mengirim pesan kepada suami dan sudah tampak
tanda double check, sang istri percaya bahwa pesan tersebut sudah dibaca
suaminya. Namun lama ditunggu tidak ada respon balik dari sang suami.
Muncul perasaan jengkel karena menganggap suami tidak mau membalas
pesannya. Bahkan muncul perasaan curiga, jangan jangan suaminya tidak
mau berkomunikasi lagi dengannya, atau sang istri merasa ada sesuatu
yang salah dari dirinya.
Situasi ini bisa memunculkan konflik. Setelah bertemu, suami langsung
memuntahkan kemarahannya kepada istri, yang menuduh istrinya tidak
perhatian kepada dirinya. Demikian pula sang istri langsung menumpahkan
kemarahannya kepada suami, karena menganggap sang suami tidak mau
membalas pesan pentingnya. Mereka berdua lebih percaya kepada teknologi
WA daripada kepada pasangan.